Selamat Datang

Selamat Datang

Pages

My Photos

Rabu, 19 September 2012

Mahasiswa STAINU di Maroko, Gelar Wisata Religi




Begitu banyak tradisi religi yang biasa dilakukan warga Nahdliyyin untuk menghidupkan sunnah Rasululah Saw. salah satunya adalah ziarah kubur.  Mahasiswa STAINU kelas Internasional di Maroko, mereka tak mau kehilangan tradisi ke-NU-annya. Tepat pada hari sabtu 08/09/2012 mereka mengadakan wisata religi dengan mengunjungi makam para wali dan pembesar Maroko serta beberapa tempat sejarah kebudayaan Islam.

Wisata religi kali ini, difokuskan mengunjungi dua kota besar Maroko, Fez dan Meknes yang terkenal dengan banyak makam para wali dan pembesar Maroko itu. Ziarah ini dimulai dari kota Meknes yang terletak 140 KM dari kota Rabat dengan mengunjungi Volubilis atau Oualili dalam sebutan bahasa Arab-Maroko, yaitu puing-puing peninggalan kerajaan Romawi kuno dan Dareh (Kuburan) Moulay Idris Akbar yang dipercayai masih mempunyai keturunan dengan Rasullullah Saw. dan raja Maroko.

Semetara untuk wisata di kota Fez, kali ini  rombongan mahasiswa STAINU itu mengunjungi makam Ibn Al-‘Arabi yang bernama lengkap Abu bakar bin Al-‘Arabi Muhammad bin Abdullah bin Muhammad Al-Hafiz Al-Maliki Al-Mu’afiri, lahir Sevilla-Spanyol(468 H). Beliau dikenal sebagai ahli tafsir, Hadits, Sastra dan hukum Islam. Salah satu kitabnya yang paling fenomenal adalah Ahkamul Qur’an. Beliau meninggal di Fez pada musim semi (543 H).

Kemudian ziarah kali ini dilanjutkan ke Masjid dan Univ. Al-Qurawiyyin, yang berdiri pada tahun 859 H oleh Fatima, putri muda saudagar imigran yang sukses asal Qayrawani-Tunis. Konon, dari Al-qurawiyyin ini lahir sarjana-sarjana kaliber dunia seperti Ibnu Rusyd (1321 M) dan ibnu Khaldun (1359 M) serta beberapa tokoh nasional maupun internasional Maroko saat ini. Univ.al-Qurawiyyin ini tetap menjadi kekuatan tradisi Ilmu keislaman terutama dalam hukum Islam.

Setelah mengunjungi tempat ini, mereka melanjutkan ziarahnya ke makam Sayyidul Auliya Syeikh Ahmad bin Muhammad Al-Tijani yang lahir di Ain Madhi (kini bernama Aljazair). Ia dikenal sebagai ulama cerdas, menguasai Al-Quran sejak berusia tujuh tahun dan mengeluarkan fatwanya yang pertama pada usia 15 tahun. Ia mendirikan persaudaraan Sufi pada akhir abad ke-18 dengan menggunakan kalender Gregoria atau menuju awal abad ke-13 dalam kalender Hijriah. Banyak umat Islam saat itu yang mendatangi dirinya untuk mendengarkan ajaran ulama yang pernah menghabiskan waktunya untuk bermeditasi di Padang Sahara.
Bahkan Sultan Maroko saat itu, Moulay Slimane, mendukung Sheikh Tijani. Murid-murid Syeikh Tijani ini berasal dari berbagai negara tetangga. Mereka inilah yang mengajarkan ajaran gurunya. Saat ini ada jutaan pengikutnya di Afrika Barat dan Asia seperti Indonesia.

Selama berziarah, rombongan mahasiswa STAINU ini selalu melanggengkan Tahlil dan kirim doa kepada pemilik makam agar Allah Swt melimpahkan berkah ilmunya. Maka tak heran, jika para pengunjung lain terkagum-kagum menyaksikan rombongan ini yang selalu membaca al-fatihah dan surat-surat pilihan serta doa kepada si mayyit.

Dalam kunjungan ini diikuti juga oleh Dosen UIN Yogyakarta, Pakar filsafat Islam, Dr. H. Zuhri Amin yang sedang mengadakan penelitian tentang Ibnu Hazm, para pengurus cabang istimewa Nahdlatul Ulama(PCINU) Maroko, dan beberapa mahasiswa Indonesia di Maroko. Menurut jadwal yang ditentukan, rombongan mahasiswa STAINU ini akan kembali ke Indonesia sekitar akhir bulan Januari 2013 mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar