Selamat Datang

Selamat Datang

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

My Photos

Jumat, 31 Agustus 2012

Mubes yang Terhormat




Mubes PPI Maroko XV sudah didepan mata. Kita sebagai pelajar Indonesia di Maroko akan mengikuti serangkaian acara ini, termasuk memilih pemimpin yang akan membimbing dan melayani kita selama setahun kedepan. Disinilah kita akan belajar berdemokrasi, menyampaikan aspirasi, menerima dan menghargai perbedaan pendapat. Suksesi momen ini jangan sampai kita biarkan berlalu dengan keputusan dan pemilihan emosional yang bukan rasional.
Mubes PPI Maroko itu minimal tidak keluar dari visi dan misinya, dengan berpedoman pada prinsip pokok demokrasi pancasila.
Pertama, Perlindungan terhadap hak asasi manusia. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat). Hak asasi manusia di Indonesia sangat dihormati. Termasuk kebebasan dalam berserikat, berkumpul, berorganisasi(ber-ormas), dan mengeluarkan pendapat. Prinsip kebebasan atau kemerdekaan berserikat itu ditentukan dalam Pasal 28 E ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. Dengan demikian UUD 1945 secara langsung dan tegas memberikan jaminan kebebasan untuk berserikat atau berorganisasi (freedom of association), kebebasan berkumpul (freedom of assembly), dan kebebasan menyatakan pendapat (freedom of expression), tidak hanya bagi setiap warga negara Indonesia, tetapi juga bagi setiap orang yang artinya termasuk juga orang asing yang berada di Indonesia.
Kedua, Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional. Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam alenia II Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Tujuan Negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945. Secara rinci sebagai berikut :
a.    Melindungi seganap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b.    Memajukan kesejahteraan umum
c.    Mencerdaskan Kehidupan bangsa
d.   Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi, dan keadilan sosial
Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa dan berahklak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.
Rekan-rekanku PPI Maroko…! Mubes itu bukan pengadilan tipikor, atau ajang untuk menghakimi dan memojokkan seseorang. Apalagi mejatuhkan harkat dan martabatnya. Mubes adalah ajang untuk berbenah dan berintropeksi diri, mengoreksi kekurangan dan kelemahan kita selama ini. Jangan sampai kita menodai nilai-nilai keagungan Mubes ini.
Sekarang sudah saatnya PPI Maroko dipimpin oleh sosok pemimpin yang paling tidak memiliki empat karakter.
Pertama, Visioner. Ia yang harus bisa menkonsep visi-misinya sendiri, bukan dibuatkan. Sehingga ia tidak seperti boneka atau wayang yang hanya dimainkan sang Dalang. Ia harus memiliki pengetahuan tentang tujuan dan asas organisasi PPI Maroko. Pemimpin itu harus mampu meraba masa depan dengan program-program kerja unggulan yang rasional dengan skala prioritas.
Kedua, Orientasi kesejahteraan rakyat. Khalifah Umar bin Khattab RA. adalah contoh pemimpin yang selalu berpatroli setiap malam, memastikan bahwa rakyatnya tidak ada yang kelaparan. Demikian pula dengan khalifah Umar bin Abdul Azis, yang mampu mengentaskan kemiskinan melalui instrumen zakat, hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun. Demikian pula dengan Ketua PPI Maroko,  ia harus bisa mengalokasikan jatah TEMUS kepada anggotanya yang benar-benar membutuhkan dana tunjangan untuk belajar, bukan hanya bagi yang memenuhi syarat, yang sebenarnya ia serba berkecukupan.
Ketiga, Terbuka. Ketua PPI Maroko itu harus bersikap lapang dada dan legowo untuk menerima, bekerjasama dengan pihak manapun, organisasi manapun, entitas manapun, dengan tidak menentangnya, tidak memboikotnya, dan tidak memusuhinya.
Keempat, Toleran. Sikap toleran merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin didalam kehidupan berorganisasi, karena dalam suatu organisasi itu akan terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, aliran dan paham keagamaan. Kemajemukan atau pluralitas merupakan sunnah Allah. Sehingga setiap pemimpin harus mampu bersikap toleran terhadap keyakinan warganya. Prinsip ini berlaku universal, bukan saja terhadap sesama pemeluk Islam tetapi prinsip ini harus berlaku lintas agama, etnis dan paham. Sesuai dengan firman Allah swt.: “Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”.
Kawan-kawanku PPI Maroko…! PPI adalah organisasi yang memayungi dan mengayomi seluruh pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri, tanpa memandang perbedaan suku, ras, paham keagamaan, latar belakang pendidikan, instansi yang mengirim, dan bahkan yang terjun bebas pun harus kita akui. PPI itu harus mampu menghidupakan kreatifitas duta bangsa, melestarikan corak budayanya, mempertahankan nilai-nilai ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an.

Selamat mengikuti Mubes semoga sukses…

Rabu, 29 Agustus 2012

Tarawih Dua Putaran di Maroko

Masjid Hassan II di casablanca
MAROKO biasa dikenal dengan sebutan Maghrib (Negeri Matahari Terbenam). Negeri ini pernah dijajah Prancis dan Spanyol. Islam di negeri ini menjadi agama resmi bagi rakyatnya. Mayoritas umat Islam di negeri ini menganut Mazhab Maliki.

Dalam isbat (penetapan) awal dan akhir Ramadhan, masyarakat muslim Maroko selalu menunggu keputusan raja. Jadi, di negeri ini tak ada istilah beda penetapan awal Ramadhan seperti terjadi di Indonesia. Salah satu rutinitas Raja Maroko ketika tiba Ramadhan adalah mengadakan “Pengajian Ramadhan” yang disebut Durus Hasaniyyah yang diadakan hampir seminggu sekali selama Ramadhan. Biasanya  raja mengundang ulama-ulama terkenal dari berbagai negara untuk mengisi pengajian ini. Pada tahun 2010, Prof Dr KH Said Aqil Siraj menjadi penceramah dalam “pengajian raja” ini dengan tema "Perlindungan terhadap agama dan kepercayaan di negara-negara demokratis" (Antitesis terhadap statemen pemisahan antara Agama dan Negara) ”.
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj berceramah di depan Raja Maroko

Tatkala kita bicara soal puasa Ramadhan di Maroko, nuansanya memang sangat berbeda dengan di Indonesia. Apalagi Ramadhan tahun ini bertepatan dengan musim panas yang waktu siangnya sangat panjang, kurang lebih 17 jam. Warga Indonesia yang tinggal di Maroko selama bulan puasa tentu harus beradaptasi. Apalagi suhu hariannya bisa mencapai 45 derajat Celcius.

Ada hal unik kami rasakan sebagai warga Indonesia yang tinggal di Maroko, yaitu menu berbuka puasa dan sahur orang Maroko yang sangat beragam. Di sini ada santapan makan malam antara selepas berbuka dan sebelum sahur. Tradisi ini tak hanya dilakoni masyarakat kelas menengah ke atas, tapi juga hampir berlaku bagi semua lapisan masyarakat Maroko dengan komposisi menu yang tak jauh berbeda.
Orang Maroko biasanya makan sahur pada pukul 02.30. Sahur bagi mereka sekadar untuk melaksanakan ibadah sunah. Cukup dengan meminum beberapa gelas susu, air putih, dan makanan ringan dari kue-kue kering khas Ramadhan. 

Tarawih khas Maroko

Hal lain yang menarik sepanjang Ramadhan di Maroko adalah shalat Tarawihnya. Ibadah sunat khas Ramadhan ini dilaksanakan dua putaran setiap malamnya. Putaran pertama sebanyak delapan rakaat dilakukan sehabis jamaah menunaikan shalat Isya. Tarawih putaran pertama ini selesai pada pukul 22.30.
Kemudian, Tarawih putaran kedua dilaksanakan satu jam menjelang azan subuh berkumandang. Adalah pemandangan yang lazim di sini, sekitar satu jam menjelang azan subuh, kaum muslimin Maroko kembali ke masjid untuk melaksanakan Tarawih putaran kedua. 

Selain itu, ada hal yang menurut saya, perlu dicontoh oleh seluruh imam masjid di Indonesia, yakni hampir seluruh imam masjid di Maroko hafal Quran 30 juz. Biasanya sang imam setiap malamnya menghabisakan lebih dari satu juz Alquran ketika memimpin shalat mulai Isya hingga witir. Sehingga ketika sampai pada sepuluh akhir Ramadhan, sang imam genap mengkhatamkan 30 juz. Di sisi lain, akan menjadi aib bagi imam-imam masjid di Maroko jika ia tak sempat khatam Quran selama Ramadhan. 



Pernah dimuat di Media :
http://www.hidayatullah.com/read/24203/07/08/2012/kisah-puasa-ramadhan-mahasiswa-indonesia-di-maroko.html
http://aceh.tribunnews.com/2012/08/02/tarawih-dua-putaran-di-maroko

Kamis, 16 Agustus 2012

MISTERI KEUTAMAAN LAILATUL QADR


MISTERI  KEUTAMAAN LAILATUL QADR


Di depan Masjid Hassan II bersama Ketua MUI DKI Jakarta
Ramadhan adalah bulan yang sangat dirindukan dan dinanti-nantikan orang-orang beriman karena kemuliaan dan keagungan yang terdapat didalamnya. Salah satunya adalah Lailatul Qadr. Sebagaimana Allah Swt. telah mensinyalir dalam al-Qur’an:
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)
Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi.” (QS. Ad-Dukhaan: 3). Dan malam itu berada di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Ta ‘ala: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS. Al-Baqarah: 185).
Lalu, Apakah Lailatul Qadar itu ? Seberapa besarkah keagungan dan keutamaannya? Jika malam itu terjadi, apa yang sebaiknya kita lakukan saat kita merasakan atau berada pada malam tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik untuk kita ungkapkan dalam rangka memperoleh Lailatul Qadr. Sekalipun pertanyaan-pertanyaan tersebut bukanlah sesuatu
yang baru, tapi memiliki bobot tersendiri dan sangat relevan.
Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (قدر) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur’an dapat memiliki tiga arti, yaitu:
1.    Penetapan dan pengaturan. Sehingga Lailatul Qadr dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadr sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad Dukhan ayat 3-5 : “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami.”
2.    Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al-An’am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: “Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat.”
3.    Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra’d ayat 26: “Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya).” Ibnu Abbas RA. berkata: “Allah menurunkan Al-Qur’anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.”
Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah Swt. Juga, karena pada saat itu ditentukan ajal, rezki, dan lainnya selama satu tahun, sebagaimana firman Allah: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad-Dukhaan: 4). Kemudian, Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan Al-Qur’anul Karim: “Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?” Selanjutnya Allah menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya: Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan.”
Beribadah di malam itu dengan shalat tarawih, shalat tahajjud, membaca Al-Qur’an, dzikir, doa, istighfar, taubat kepada Allah dsb. Sama dengan beribadah selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan. Lalu Allah memberitahukan keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk Jibril. Mereka turun dengan membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar” (QS. Al-Qadr: 5)
Maksudnya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada kejelekan di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat -termasuk malaikat Jibril mengucapkan salam kepada orang-orang beriman. Dalam satu hadits shahih, Rasulullah Saw. menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail (sholat malam) di malam tersebut. Beliau bersabda: “Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)
Tentang waktunya, Rasulullah Saw. bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).
Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam 21, 23, 25, 27, dan 29.
Lailatul Qadr itu dapat kita ketahui dari tanda-tandanya. Ahli hadits seperti Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Turmudzi meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Saat terjadi Lailatul Qadr, malam terasa jernih, terang, dan tenang. Cuaca Sejuk. Tidak terasa panas. Tidak terasa dingin. Dan pada pagi harinya matahari terbit dengan terang benderang tanpa tertutup satu awan.”
Adapun mengenai amalan apa yang sebaiknya dilakukan pada malam kemuliaan ini, beberapa kitab telah memuatnya dengan sangat lengkap. Diantaranya kita diharapkan memperbanyak do’a, misalnya sebagai berikut:
اللـهم أصلح لنا ديـنـَنا الذي هـو عـصمةُ أمرِنا .. وأصلح لنا دنيانا التي فـيها معـاشُنا .. وأصلح لنا آخرتـَنا التي اٍليها معـادنـا .. واجعـل الحياة زيادةً لنا في كل خير .. واجعـل الموتَ راحةً لنا من كلِ شر.
 "Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan penjaga urusanku, dan perbaikilah untukku duniaku yang di dalamnya adalah kehidupanku, dan perbaikilah untukku akhiratku yang kepadanya aku kembali, dan jadikanlah kehidupan (ini) menambah untukku dalam setiap kebaikan, dan kematian menghentikanku dari setiap kejahatan.”
“Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 "Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa Neraka.”

Wallahu A’lam Bisshowab…

"Dimuat di Koran Tribunnews.com - Senin, 30 Juli 2012 22:52 WIB "