Dalam perayaan Pekan
Budaya tahun 2012 ini, Yayasan Sidi Thalhah, Lembaga Pemerhati Lingkungan dan
Karya Klasik memberikan penghargaan kepada Almarhumah Nyai Hj. Mahsushoh Ujiati
binti Mudatsir sebagai Pejuang Muslimah hubungan Indonesia-Maroko. Tentu moment
seperti ini menjadi sebuah kebanggaan bagi Kedutaan RI di Maroko khususnya dan
umumnya bangsa Indonesia.
Sosok anggota Dewan
Pakar Pimpinan Pusat Muslimat NU periode 2011-2016 ini, dikenal sangat aktif dan
kreatif dalam berbagai kegiatan di Maroko, baik itu kegiatan kewanitaan ataupun
yang lainnya. Beliau tidak jarang ikut serta menyumbangkan ide-idenya untuk
memperkuat hubungan diplomatik Indonesia-Maroko. Dan itu sudah terbukti dengan
munculnya beberapa program dan kegiatan baru di Maroko. Maka tidak heran jika
Beliau banyak dikenal baik oleh masyarakat Maroko.
Dimata Ketua Umum
Muslimat NU sendiri, Khofifah Indar Parawansa, Beliau dikenal sebagai sosok pekerja
keras dan kader Muslimat tulen. Bahkan berkat pengajaran beliau tentang tradisi
agama Islam di Indonesia, khususnya NU. Kini tradisi Tawasulan(mendoakan
orang dengan membaca surat Al-Fatihah) itu sudah mulai mengakar dalam jiwa
warga Maroko. Beliau ini wafat di Maroko pada 21 Desember tahun 2011 yang lalu.
Sebelumnya sempat dirawat di rumah Sakit Scech Zaid Rabat, Maroko.
Pekan Budaya kali ini
bertema: “Perjuangan Waliyullah Sidi Thalhah Al-Darij dalam Memperjuangkan
Kemerdekaan Maroko dan Pribadi Keagamaanya” berlangsung di dua kota, Tetouan
dan Tanger 15-16 September 2012.
Acara ini dihadiri oleh
Dubes RI untuk Kerajaan Maroko, H. Tosari Widjada yang diundang untuk
menyampaikan pidatonya dalam pembukaan seminar Pekan Budaya ini. Turut hadir
juga penasehat Hukum Menteri luar negeri Maroko, Dr.Ibrahim Amusi, Ketua Majlis
Ilmi Tetouan, Dr. Abdlu Ghofour An-Nasir,
Sejarawan Maroko, Mohamed Ben Azuz Hakiem, Ketua organisasi Dakwah Islam
Chefchaouen, Maroko, Dr. Ali Raisuni, Perwakilan Dubes Malaysia, Delegasi
Pelajar Turki, PPI Maroko, pejabat KBRI Rabat, para Tokoh dan Ulama Maroko
serta tamu undangan.
Rangkaian acara ini
diawali dengan pembukaan seminar yang diisi oleh sambutan-sambutan dari
beberapa Tokoh dan Pakar sejarah Maroko. Tidak ketinggalan pula tim Rebana PPI
Maroko yang tergabung dalam anggota luar biasa (STAINU) pun, ikut memeriahkan
pembukaan Pekan Budaya ini. Acara ini masih berlangsung dengan berbagai agenda
seperti Festival musik khas Maroko dan sholawatan yang akan diselenggarakan di
Malosa-Tanger.
Dubes RI untuk Kerajaan
Maroko dalam pidatonya mengatakan, “Ketika kita membicarakan hubungan
Indonesia-Maroko, maka tidak pernah terpisahkan dari peran ulama Maroko dalam
penyebaran Islam di Indonesia, seperti Ibnu Bathutoh dan Maulana Malik Ibrahim
serta Pejuang Imama Bonjol yang Ibunya berasal dari Maroko. Maka tidak heran
jika Islam Moderat di Indonesia sama dengan Islam Moderat di Maroko”.
Prof. Dr. Mariam Ait
Ahmed dalam sambutannya mengatakan,”saya sangat salut dengan warga Indonesia
yang sangat menghormati ulama Maroko dan karya-karyanya, seperti melanggengkan
Dalailul Khoirat dalam setiap wiridnya…”
0 komentar:
Posting Komentar