Orang yang
cerdas menurut Rasulullah Saw.*
الحمد لله الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملا. أَشْهَدُ أَنَّ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وأشهد أنَّ محمدًا عبده ورسوله، بلَّغ الرسالة، وأدَّى الأمانة، ونصح
الأمُّة، وجاهد في سبيل الله حق
الجهاد، حتى أتاه اليقين, صلَّى الله عليه وعلى آله وأصحابه، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
أما بعد, فياعبادالله. أوصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته وافعلوا الخيرات
واجتنبوا السيئات لعلكم تفلحون.
Hadirin jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah
Di siang hari
yang sangat cerah ini, marilah kita selalu meningkatkan kualitas ketakwaan kita
kepada Allah SWT. Karena dengan takwa itulah segala problem hidup yang kita
hadapi akan menjadi mudah kita jalani.
Sebagaimana janji Allah SWT dalam Al-Qur’an.
ومن يتق الله يجعل له من أمره يسرا
Dan barang
siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya. (QS. At-Talaq:4)
ومن يتق الله يجعل له مخرجا
ويرزقه من حيث لا يحتسب
Dan barang
siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan
keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.(QS. At-Thalaq: 2-3)
Hadirin jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah
Gemerlapnya
dunia dan kerasnya persaingan hidup ini, baik di ranah politik maupun ekonomi, sering
kali membuat kita lupa akan mengingat akhirat dan kematian. Jauh-jauh hari Rasulullah
Saw. telah mengingatkan kepada kita akan hal itu, bahwa kehidupan dunia yang
fana ini benar-benar sangatlah singkat sekali jika dibandingkan dengan
kehidupan akhirat yang kekal nan abadi. Sebagaimana yang pernah diungkapkan
dalam sebuah haditsnya.
عن المستورد بن
شداد رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم:
والله ما الدنيا في الأخرة إلامثلَ ما يجعل أحد كم إصبعه في اليم فلينظر بم يرجع.
(رواه مسلم)
Dari Al-Mustaurid bin syadad RA. Berkata, bahwa Rasulullah Saw. besabda:
“Demi Allah! Tidaklah perbandingan dunia dengan akhirat itu melainkan seperti
salah seorang diantara kalian yang memasukkan jarinya kedalam lautan, maka
lihatlah seberapa banyak air yang ikut pada jari itu. (HR. muslim)
Subhanallah, sungguh
tidak dapat kita bayangkan singkatnya kehidupan dunia ini yang hanya berupa tetesan
air yang sangat sedikit di satu jari bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat
yang sangat lama dan luas laksana lautan.
Sudah
menjadi sunnatullah, bahwa setiap makhlukNya yang bernyawa di jagat raya ini akan
mengalami yang namanya mati. Sebagaimana Allah SWT. berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُونَ
Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian
dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada
Kami lah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35)
Hadirin jamaah
Jum’at yang dimuliakan Allah
Seminggu yang
lalu baru saja kita dihebohkan dengan kabar tewasnya
pemimpin besar Libya yang mati ditangan dan kaki rakyatnya sendiri. Sungguh ini
sebuah pelajaran sangat berharga bagi kita sebagai seorang muslim. Bahwa betapa
pun berkuasanya manusia di muka bumi ini dan seberapa banyaknya harta kekayaan
yang ia miliki, pasti dan pasti kematian itu akan selalu menjemputnya kapan
saja.
Sungguh kematian
itu tidak pernah mengenal usia, baik itu tua maupun muda. Maka janganlah
sekali-kali kita yang masih muda, yang masih mempunyai tubuh segar bugar,
berwajah tampan, dan kesehatan yang terjamin, mengira akan jauh dari kematian.
Bukankah Allah SWT. telah mengingatkan kita, bahwa kematian itu akan menjemput
kita kapan saja dan tak seorang pun mampu untuk menghalanginya. Sebagaimana
firmanNya,
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا
جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ
Dan setiap
umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang
batas waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya sesaat pun dan tidak dapat
(pula) memajukannya.(QS. Al-A’raf: 34)
Ajal setiap manusia telah
ditulis oleh Allah pada saat dia masih berupa janin didalam rahim ibunya dalam
umur seratus dua puluh hari, kematian itu ditulis bersamaan dengan rizki, amal,
kebahagiaan, dan kesengsaraannya. Apabila ajal tersebut tiba, maka ia tiba
tepat waktu, tidak mungkin ditunda atau disegerakan sedetik pun dan ia tiba di
bumi mana pun orang tersebut berada, tanpa dia ketahui. Bisa saja ajal kita
nanti akan menjemput kita disaat kita sedang sibuk di kantor, di kampus atau
diperantauan negeri maroko ini, dan bahkan bisa jadi di majlis yang mulia ini. Subhanallah.
Sebagaimana Allah telah berfirman,
وَمَاتَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
وَمَاتَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
"Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati." (QS. Luqman: 34).
Hadirin jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah
Imam Qurthubi
rahimahullah beliau meriwayatkan, bahwa Ad- Daqqaq berkata, ‘’Barang siapa yang
banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara:
1. Bersegera
untuk bertaubat
2. Hatinya merasa
cukup
3. Giat/semangat
dalam beribadah.
Sebaliknya, barang
siapa yang melupakan mati ia akan dihukum dengan tiga perkara:
1. Menunda taubat
2. Tidak ridha
dengan perasaan cukup
3. Malas dalam
beribadah.”
Suatu hari
Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau
bertanya kepada mereka: Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?
bertanya kepada mereka: Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?
Murid yang
pertama menjawab: Orang tua
Murid yang
kedua menjawab: Guru
Murid yang
ketiga menjawab: Teman
Murid yang
keempat menjawab: Kaum kerabat.
Lalu Imam
Ghazali mengatakan: Semua jawaban kalian itu benar. Tetapi yang paling dekat
dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti
akan
mati “كل نفس ذائقة الموت” ( Surah Ali-Imran:185) .
mati “كل نفس ذائقة الموت” ( Surah Ali-Imran:185) .
` Kita ingat bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: “Cukuplah kematian itu sebagai nasehat.” (HR. Thabrani dan Baihaqi). Artinya
bahwa mati atau kematian sebenarnya sudahlah cukup menjadi nasehat agar manusia
selalu ingat dan beribadah kepada Allah SWT. agar manusia menjauhi segala macam
bentuk kemaksiatan, pemerintah yang berkuasa tidak lagi melakukan korupsi yang
membuat rakyat menjadi sengsara, hakim tidak lagi menerima suap yang membuat
kasus hukum menjadi buram. Dan jika seluruh manusia menjadikan mati sebagai
nasehat, maka dunia ini akan tentram, damai, dan sejahtera. Tidak ada lagi
kejahatan yang dilakukan antar sesama manusia.
Hadirin jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah
Maka itulah ketika Rasulullah Saw ditanya, siapakah orang
yang sebenarnya paling cerdas, beliau menjawab,
الكيس من دان نفسه, وعمل لما بعد
الموت والعاجز من اتبع هواها وتمني على الله الأماني (رواه
الترمذي)
Orang yang cerdas adalah orang yang dapat menundukkan hawa
nafsu dan beramal untuk bekal sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah
orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah dengan
panjang angan-angan (Tuulul ‘amal).
Sahabat Abdullah bin Umar
pernah bertanya kepada Rasulullah, ‘‘Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling
utama?’’ Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya diantara mereka”. Lalu
bertanya lagi, ‘‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’’. Beliau menjawab:
أَكْثَرُهُمْ
لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ
أَكْيَاسٌ
“Orang yang paling banyak mengingat
mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah
orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah)
Kenapa orang yang selalu mengingat mati dan mempersiapkannya
dengan baik disebut Rasulullah sebagai orang yang cerdas. Karena orang yang
selalu mengingat mati adalah orang yang berpikir rasional dan berpikir jauh ke
depan. Kehidupan dunia hanyalah sesaat, sedangkan kehidupan yang kekal adalah
di akhirat dan kehidupan yang kekal itu terjadi setelah kematian.
Dunia adalah tempat menanam, sedangkan akhirat tempat menuai.
Kalau seseorang menanaminya dengan kebaikan disertai keimanan kepada Allah SWT.
Insya Allah, akan Allah balas dengan pahala surga. Sedangkan jika ia
menanaminya dengan kemaksiatan, maka nerakalah balasannya yang sudah Allah
persiapkan sebagai tempat peristirahatannya.
Sebagaimana yang tertera dalam
hadits diatas, maka orang yang cerdas menurut Rasulullah itu diantaranya
sebagai berikut:
Pertama, Menundukkan hawa nafsu.
Orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya adalah orang
yang cerdas, ia memahami bahwa nafsu jika dipenuhi begitu saja tanpa di
kendalikan, maka akan mempunyai akibat negatif yang fatal. Sehingga disini kecerdasan
itu tidak diukur dengan tingkat pendidikan maupun intelektualitas semata.
Kedua, Banyak mengingat mati
Orang yang memikirkan kematian dengan segala kaitannya,
kemudian berusaha mempersiapkan diri untuk menjemput kematian itu, maka itulah termasuk
orang yang cerdas (Akayyis). Sebaliknya, orang yang tidak pernah
memikirkan tentang kematian dan tidak mempersiapkan diri menghadapi kematian bisa
dikatakan sebagai orang yang lemah/tidak cerdas (al-‘ajiz).
Ketiga, Beramal untuk Akhirat.
Hanya orang-orang yang cerdas (berakal) sajalah yang akan
memikirkan kehidupan akhirat dan akan beramal untuk kebahagiaan di akhirat kelak
dengan tidak melupakan kebahagiaan dunia yang telah dianugerahkan Allah
kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ
الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن
كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ
اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ﴿٧٧﴾
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka
(bumi) ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS.Al-Qashash: 77)
Untuk itu, marilah kita renungkan arti kehidupan ini dan selalu
kita ingat kematian serta bertanya pada diri kita, sudah siapkah jika malaikat
maut datang menjemput. Sudahkah kita beribadah kepada Allah dengan
sebaik-baiknya. Menolong kepada sesama, berbakti kepada orang tua, menunaikan
amanah rakyat, berkata jujur kepada atasan, bersikap adil kepada bawahan, dan mengamalkan
ilmu yang kita miliki. Sudahkah kita menjauhi segala macam bentuk kemaksiatan.
Meninggalkan korupsi, menggelapkan uang
rakyat dan berlaku curang demi meraih jabatan dan uang.
Demikianlah khutbah jum’at yang singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya marilah kita
memohon kepada Allah SWT. agar kita selalu diingatkan kepada kematian dan
kehidupan akhirat sehingga kita semakin hari semakin bersemangat dalam beramal sholih
dan termasuk orang yang cerdas sebagimana yang telah disebutkan oleh Rasulullah
Saw. Amin ya robbal alamin.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسم الله الرحمن الرجيم. والعصر إن الانسان لفي خسر إلا الذين آمنوا وعملوا
الصالحات وتواصوابالحق وتواصوا الصبر.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua
الْحَمْدَ
لِلَّهِ الذي نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِه مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ، اِصْطَفَاهُ رَبُّهُ وَبَعَثَهُ هَادِياً وَمُبَشِّراً وَنَذِيْراً،
وَدَاعِياً إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُنِيْراً، صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْماً كَثِيْراً. قَالَ الله تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ ولتنظر
نفس ما قدمت لغد, واتقوا الله, إن الله خبير بما تعملون. وقَالَ أيضا: وَمَن يَتَّقِ
اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى
رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ على كل شيء قدير. اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. اللهم إنا نسألك سلامة في الدين وعافية فى الجسد
وزيادة فى العلم وبركة في الرزق وتوبة قبل الموت ورحمة عند الموت ومغفرة بعد
الموت, اللهم هوّن علينا فى سكرات الموت والنجاة من النار والعفو عند الحساب. اللهم
إنا نسألك حسن الخاتمة ورضاك والجنة ونعوذ بك من سختك والنار. رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ،
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
Khutbah Jum'at disampaikan oleh Muannif Ridwan
di KBRI Rabat-Maroko, Jum’at 28-10-2011
masya alloh mabruk khutbahnya,,jazakalloh khairon
BalasHapusIjin share ustdz...jaza jazakaa khoir 🙏😊
BalasHapus